Skip to main content

Harun Yahya - Banjir Nabi Nuh AS (versi: Bhs Indonesia - Bag. 1)

Banjir Nuh, yang disebutkan dalam hampir seluruh kebudayaan, adalah satu contoh yang paling banyak diuraikan dalam Al Qur-an. Keengganan umat Nabi Nuh terhadap nasihat dan peringatannya, reaksi mereka terhadap risalah Nabi Nuh, serta peristiwa banjir selengkapnya, semua diceritakan secara rinci dalam banyak ayat Al Quran.

Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah dan menyekutukan-Nya, dan mengajak mereka menyembah Allah semata dan menghentikan pembangkangan mereka. Meskipun Nabi Nuh telah berkali-kali menasihati umatnya agar mentaati perintah Allah serta mengingatkan akan kemurkaan Allah, mereka masih saja Menolak dan terus Menyekutukan Allah. Dalam Surat Al Mu'mi-nuun, perkembangan peristiwa itu dilukiskan sebagai berikut:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?

Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya men-jawab: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu.

Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu. Nuh berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendusta-kanku.” (QS. Al Mu’minuun, 23: 23-26) !

Sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut, Pemuka Masyarakat di sekitar Nabi Nuh menuduh Nabi Nuh berusaha meraih keunggulan atas kaumnya, yakni, mencari Keuntungan pribadi seperti status, Kekuasaan, dan Kekayaan, dan mereka mencoba menunjuk dia sebagai “kesurupan”, dan mereka memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu, dan menekannya.

Karena itulah, Allah menyampaikan pada Nuh bahwa mereka yang menolak Kebenaran dan melakukan Kesalahan akan dihukum dengan ditenggelamkan, dan mereka yang beriman akan diselamatkan.

Maka, pada saat hukuman datang, air dan aliran yang sangat deras muncul dan menyembur dari dalam tanah, berlanjut dengan hujan yang sangat lebat, menyebabkan banjir dahsyat.

Allah memerintahkan kepada Nuh untuk “menaikkan ke atas perahu pasangan-pasangan dari setiap jenis, Jantan dan Betina, serta keluarganya, kecuali mereka yang menentang apa yang telah dinyatakan wahyu”. Seluruh manusia di daratan tersebut ditenggelamkan, termasuk “anak laki-laki” Nabi Nuh yang semula berpikir bahwa dia bisa selamat dengan berlindung ke gunung terdekat. Semuanya tenggelam kecuali yang naik ke perahu bersama Nabi Nuh.

Ketika air surut di akhir banjir, dan “kejadian telah berakhir”, perahu terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan Al Quran kepada kita
.
Studi arkeologis, geologis, dan historis menunjukkan bahwa peris-tiwa tersebut terjadi sebagaimana diceritakan Al Quran. Banjir tersebut juga digambarkan secara hampir serupa pada banyak catatan peradaban-peradaban masa lalu dan dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat beragam, dan “semua yang terjadi pada manusia yang salah” disajikan untuk manusia saat ini sebagai Peringatan.

Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama dan Baru, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap secara serupa dalam catatan-catatan sejarah Sumeria dan Asiria-Babilonia, dalam legenda-legenda Yunani, dalam epik Shatapatha Brahmana dan Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda Wales di Kepulauan Inggris, dalam Nordic Edda, dalam legenda-legenda Lithuania, dan bahkan dalam cerita-cerita yang berakar dari Cina.

Bagaimana mungkin cerita-cerita yang begitu rinci dan relevan dapat dikumpulkan dari berbagai daratan yang jauh secara geografis dan budaya, saling berjauhan sesamanya, juga dengan wilayah banjir?

Jawabannya jelas: Fakta bahwa peristiwa yang sama dituturkan dalam berbagai catatan sejarah berbagai bangsa tersebut, yang kecil kemungkinan saling berkomunikasi, merupakan bukti nyata bahwa mereka menerima Pengetahuan dari sebuah sumber Ilahiah. Tampak bahwa Banjir Nuh, salah satu kejadian Terbesar dan paling Destruktif dalam sejarah, telah diwartakan oleh banyak Nabi yang diutus ke pelbagai Peradaban dengan Tujuan untuk memberi contoh. Dengan demikian, berita tentang banjir Nuh tersebar ke berbagai Kebudayaan.

Namun, walau banyak diriwayatkan dalam berbagai budaya dan sumber ajaran berbagai agama, cerita tentang banjir dan Nabi Nuh itu telah banyak berubah dan membias dari kisah aslinya karena kepalsuan sumber, kekeliruan penyampaian, atau bahkan mungkin karena tujuan yang tidak benar. Riset menunjukkan bahwa di antara sekian banyak riwayat yang menuturkan peristiwa tersebut dengan berbagai perbedaan, penggambaran paling konsisten hanya terdapat dalam Al Quran.

Judul Asli: Jejak Bangsa bangsa Terdahulu
Situs: Harun Yahya (versi Bhs Indonesia) - id.harunyahya.com - http://id.harunyahya.com/id/Buku/763/negeri-negeri-yang-musnah

Popular posts from this blog

Memanfaatkan Blog sebagai Media Pemasaran Produk Orang lain (Affiliate Marketing)

Sebagaimana halaman terdahulu:  Menggunakan Blog sebagai Media Pemasaran Produk secara Online - Selain sebagai Media Pemasaran / Promosi Produk secara Online di jaringan luas Internet, sebuah Blog ataupun Website juga dapat digunakan sebagai Media Pemasaran Produk Orang lain atau lebih sering disebut dengan " AFFILIASI " ini. Pemasar Online  yang dalam hal ini disebut dengan  Affilate Marketer  akan mendapatkan beberapa  persen  dari total harga per  1   Barang  /  Produk  yang laku  Terjual . Persentase yang di dapatkan oleh Pemasar Online (affiliate marketer), biasanya berkisar  7%  hingga  12%  dari Total Harga Produk yang laku Terjual, semakin banyak Produk yang laku terjual maka akan semakin besar pula  Komisi  yang di dapatkan oleh si Pemasar Online (Affiliate Marketer) tsb, selanjutnya: Memanfaatkan Blog sebagai Media Pemasaran Produk Orang lain (Affiliate Marketing) Program "Affiliate Marketing" banyak dipih pengguna Internet dengan cara berpromosi di Sosi

Petunjuk Cara Pemasangan Yoke Defleksi TV China (WCOM, HUI JIA dll)

Ketika kita ingin mengganti Mesin TV Original (dengan alasan tertentu/Kerusakan yang sudah terlalu parah/Tidak tersedia atau langkanya Sparepart dll), dan kemudian ingin menggantinya dengan Mesin Televisi pasaran (brand China) sebagaimana pada halaman terdahulu: Mesin TV brand China (Ganti Mesin baru) , maka informasi berikut ini adalah hanya Informasi tambahan saja, terkait: Petunjuk Instalasi/Pemasangan Yoke Deflection pada Mesin TV merek WCOM  tersebut. Cara Pasang Yoke Defleksi TV CHINA (WCOM, HUI JIA, Dll) Panduan Pemasangan Yoke Deflection pada Mesin TV merek WCOM Ukuran/Nilai Toleransi (kesesuaian) Pemasangan Deflection Yoke pada Mesin TV merek WCOM atau Mesin TV brand China lainnya Untuk Panduan Pemasangan Yoke Defleksi ini, berikut referensinya: Ukur terlebih dahulu nilai resistansi dari Yoke Deflection tersebut (disarankan untuk menggunakan Multitester Digital, namun jika tidak ada kita dapat menggunakan Multitester Manual/Analog), apabila nilai resistansi dari Yoke Defl

(mengapa) Air Lambat Memanas dan/atau Lambat Membeku (..?)

DeepMechines blog - Artikel Motivasi & Spiritual . Pada sebelumnya teleh dijelaskan, bahwa: .. di lautan, air yang mencapai suhu 4oC akan tenggelam ke dasar karena lebih berat, oleh karena itu.. pada Lautan yang tertutupi gunung es, dasarnya akan selalu berwujud cair dan memiliki suhu 4oC, Hal yang hampir serupa terjadi pada musim Dingin., dimana bagian dasar Danau dan Sungai yang ditutupi lapisan es tetap dapat mendukung kehidupan (karena hanya bagian atas airnya yang membeku, sedangkan di lapisan terbawah bersuhu  4oC  masih memungkinkan adanya kehidupan bawah air), lihat halaman:  Pembekuan Air, Pembentukan Awan di Udara . Lantas.. (mengapa) Air Lambat Memanas dan/atau Lambat Membeku (..?) Sifat Air yang lain adalah Penguapan dan Pembekuan yang lambat (perlahan). Telah diketahui bahwa pada Musim Panas, Pasir cepat memanas pada siang hari dan juga cepat mendingin pada malam hari. Sebaliknya, suhu Air Laut hanya berubah sekitar 2oC hingga 3oC saja antara Siang dan Malam. Ha